Umur saya 30 tahun dan sudah menikah. Saya ingin bertanya, mengapa vagina saya sering mengeluarkan cairan bening sehingga membuat celana dalam sering basah. Namun, saya tidak mengalami keputihan.
Untuk menghindari lembab, saya terpaksa memakai pantyliner setiap hari. Namun, masih saja daerah di sekitar vagina terasa lembab. Hal ini menimbulkan warna kehitaman di area lembab tadi.
Nah, yang ingin saya tanyakan, kira-kira apa yang menyebabkan vagina saya sering basah? Akibat basah dan lembab tadi, saya mulai merasa gatal di area vagina. Lalu, bagaimana cara memutihkan daerah sekitar vagina yang sudah terlanjur hitam? Benarkah ada krim yang bisa mengembalikan warna vagina seperti semula? Di mana saya bisa mendapatkan obat tersebut? Terima kasih.
Pasien: Maya, Jakarta.
Memang vagina biasanya akan lebih basah pada pertengahan siklus haid (sewaktu masa subur), menjelang haid, dan sesudah haid. Namun, bila vagina selalu basah (keluar cairan) setiap hari, ini perlu dicari penyebabnya.
Bisa saja penyebabnya adalah masuknya benda asing ke dalam vagina, misalnya rambut kemaluan, adanya benang IUD (spiral), atau bahkan infeksi.
Infeksi pun bisa disebabkan oleh bakteri atau jamur. Biasanya infeksi ini akan menimbulkan gejala, seperti keputihan, keluar cairan berwarna kuning dan kehijauan, gatal, serta berbau.
Namun, infeksi ringan yang disebabkan oleh bakteri tertentu bisa saja gejalanya juga ringan, seperti keluar cairan bening, tapi terasa gatal. Kanker mulut rahim juga bisa mengeluarkan cairan, tapi cairan biasanya (maaf) berbau busuk.
Jadi, sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter kandungan untuk mengetahui lebih lanjut kondisi vagina yang sebenarnya. Bahkan, jika perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium dari cairan vagina tersebut.
Lalu, untuk memutihkan kulit di sekitar vagina, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit. Memang ada krim tertentu yang dapat mengurangi warna kehitaman ini.
Untuk pemakaian pantyliner setiap hari sangat tidak anjurkan karena akan menambah lembab dan mengurangi ventilasi udara di daerah vagina. Bahkan, pantyliner yang kurang bersih juga dapat membawa bakteri dan jamur karena pantyliner ini tidak dibuat steril. Semoga cukup jelas.
Konsultan: dr Dewi Rumiris, SpOG.
Wednesday, June 8, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment