Monday, August 16, 2010

Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-65

Dirgahayu Republikku, persetan dgn semua konspirasi, persetan dgn semua kepentingan, sekali merdeka tetap merdeka!!! Begitulah status saya di facebook yang saya update beberapa waktu lalu selepas upacara Hari Kemerdekaan di kantor, entah apa yang melatarbelakangi munculnya tulisan itu, namun tujuan saya adalah mengucapkan Dirgahayu Republikku yang ke-65 tahun. Semula saya sebenarnya ingin menulis Dirgahayu Republikku, Maju Tak Gentar Siap Berperang Melawan Malingsial, karena beberapa waktu lalu terjadi insiden ditangkapnya 3 petugas DKP oleh Kapal Patroli Malingsial (Baca: Patroli Malaysia Kurang Ajar Tangkap 3 Petugas DKP), tapi saya urungkan karena pertimbangan suatu hal *jiaaahhh, guaya bener pake istilah pertimbangan suatu hal :r *
Okelah, back to topic. 65 tahun kita merdeka. Tapi banyak yang bilang kita belum merdeka sepenuhnya karena berbagai permasalahan bangsa yang sepertinya tak kunjung usai *perasaan yang namanya masalah tak akan kunjung usai deh :D * tidak usah saya contohkan kasus-kasusnya lah, saya lagi gak pingin nulis yang berat-berat,  belum ntar nyari source-nya, bandingin satu satu, nganalisa kasus perkasus, beuh capek lah pasti :( tapi yang jelas dari berbagai kasus itu, kita sebagai masyarakat awam hanya harus melakukan 1 hal. "Jangan makan mentah-mentah berita yang ada di koran, televisi, internet dan radio"

Kenapa saya perlu mem-Bold dan meng-Italic kalimat terakhir di paragraf atas? Karena sejatinya kekacauan bangsa ini juga tak terlepas dari hebohnya berita dan informasi yang digembar-gemborkan media *termasuk kadang-kadang blog ini* baik itu di televisi, koran, internet bahkan radio. Coba bayangkan jika kita hidup di sebuah desa yang jauh dari hiruk pikuk suasana kota, bahkan disana yang ada hanya radio AM milik pemerintah kabupaten *eh, radio AM emang masih ada ya :D *

Apakah kita akan ikut waswas tentang tabung LPG yang meledak dimana-mana? *keknya kalau dibilang meledak dimana-mana berlebihan deh :p * terus apakah kita akan disibukkan memikirkan rencana Redenominasi Rupiah? Lantas apakah kita akan tahu jika Abubakar Ba'asyr ditangkap lagi oleh Densus 88? Dan merasa bahwa teroris di Indonesia belum pudar? jawabannya tentu saja tidak, karena arus informasi yang masuh ke telinga kita tidak seheboh ketika kita hidup di kota yang betapa mudahnya akses komunikasi kita dapatkan.

Banyak hal yang tidak sepenuhnya benar diberitakan oleh media, baik televisi koran dan internet. Memang saya sendiri merasa saat ini UU kebebasan pers benar-benar dipegang teguh oleh kawan-kawan dari pers, bahkan saking teguhnya. Pernah ada kejadian lucu di Kota saya, waktu itu ada kejadian tabung LPG 12 Kg bocor yang membuat luka ringan 2 korban pemilik dan pembantu rumah tangga. Dan salah satu wartawan membuat beritanya menjadi seperti ini. "terjadi ledakan gas LPG 3 kg di Kota Probolinggo" Nah loh, nih orang datang ke TKP apa gak ya? apa jangan-jangan editornya yang salah ketik? padahal semua media menulisnya dengan jelas bahwa yang bocor itu tabung LPG 12 KG, dan sebenarnya bukan meledak :t tapi yang jelas hal itu menimbulkan kehebohan di Pihak Pertamina dan dengan segera meminta hasil investigasi langsung dari Pihak Kepolisian, apa yang sebenarnya terjadi.

Diatas salah satu contoh ketidaksempurnaan manusia sebagai makhluk-Nya, dan kita sudah seharusnya menyikapi hal hal seperti itu dengan pikiran jernih. Maksudnya disini adalah, saat kita menonton berita di televisi ataupun media massa lain seperti koran dan internet. Sudah selayaknya kita tidak memakan mentah mentah berita itu, alangkah baiknya jika kita berusaha mencari berita lain yang dapat di-compare sebagai upaya mencari kebenaran dari berita tersebut *meskipun saya yakin, susah sekali mencari berita yang melawan arus, karena memang sumbernya sama dan dengan tendensi yang sama* Akan tetapi sebenarnya ada 1 hal yang dapat kita lakukan sebagai masyarakat awam menyikapi pemberitaan media yang seakan-akan menggambarkan bangsa kita ini sudah saking bobroknya hingga sangat susah untuk merdeka secara utuh.

Hal yang dapat kita lakukan adalah "Tidak usah memikirkannya!!!" alias masa bodoh dengan semua pemberitaan media itu, lebih baik bersikap positif, ambil semua hikmah dari setiap kejadian. Berbuat baik dari diri sendiri, karena sejatinya kesejahteraan negeri ini tergantung dari pribadi masing-masing, kalau dari diri kita sudah memulai berbuat baik barang sekecil apapun. Tidak ada yang namanya bangsa kita akan merdeka seutuhnya 10 atau bahkan 50 tahun lagi, besokpun jika kita mau. Indonesia sudah merdeka secara utuh. DIRGAHAYU INDONESIAKU, TETAPLAH MENJADI BANGSA YANG DIPUJA-PUJA BANGSA LAIN KARENA KEBESARANNYA!!!

No comments:

Post a Comment

 

KENJI Sponsored by kentu