Friday, August 13, 2010

Tips Berhubungan Seks Saat Bulan Puasa

Tips Berhubungan Seks Saat Bulan Puasa. Saat berpuasa, kita dituntut tak hanya menahan lapar dan dahaga, puasa juga berarti menahan hawa nafsu, termasuk nafsu seks. Namun, bukan berarti Anda dan pasangan menghentikan aktivitas ini sama sekali. Bagaimana menyiasatinya? Banyak kebiasaan yang berubah saat bulan puasa.Mulai kebiasaan makan minum hingga kebiasaan melakukan hubungan intim dengan pasangan. Pimpinan dari Mitra Inti Foundation lembaga kesehatan di bidang seksualitas dan kesehatan reproduksi Laily Hanifah M.Kes, menjelaskan bahwa puasa secara fisik berarti menahan semua nafsu (makan, minum, emosi, atau berhubungan seksual).

Hawa nafsu tersebut harus ditahan sejak subuh tiba hingga saat berbuka atau magrib. "Setelah dari waktu yang ditentukan tersebut,ya setiap orang sudah bisa beraktivitas seperti biasa, walaupun lebih banyak orang yang ingin lebih fokus menjalankan ibadah di bulan puasa ini," ucap Laily..

Hal yang sama juga dikatakan seksolog sekaligus dokter dari klinik Artha Sari Cibubur, dr Ryan Gomery Thamrin. Dia menuturkan bahwa aktivitas seksual yang dilakukan suami-istri pada bulan puasa tidak berarti terhenti begitu saja, tetapi tertunda karena tidak bisa dilakukan kapan saja. Pasalnya, kegiatan tersebut masih bisa berjalan dan dilakukan apabila waktu berbuka puasa tiba.

"Pilih waktu yang tepat, sebaiknya setelah salat tarawih atau sebelum waktu imsak," ujar seksolog yang juga berpraktik di klinik Salsabila. Seksolog lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada 2002 ini menambahkan, sebenarnya dalam puasa diajarkan bagi setiap orang yang menjalankannya untuk menahan dari segala sesuatu yang membatalkan, termasuk keinginan untuk melakukan hubungan seksual yang biasanya bisa dilakukan setiap hari.

?Inti dari puasa itu adalah pengendalian diri. Masalah gairah, masalah dorongan seksual, semuanya bisa ditahan apabila kita bisa melakukan kontrol diri,?ujarnya. Sementara mengenai masalah berapa lamanya si pasangan ingin melakukan hubungan intim tersebut, itu semua bergantung pada kesepakatan dari kedua belah pihak yang melakukannya.

"Inti dari melakukan hubungan seksual, lebih baik atas dasar kesepakatan bersama; mau itu lama atau sebentar. Yang pasti, tanpa ada paksaan dari salah satu pihak," tutur dokter yang juga mantan Abang Jakarta 2003 ini. Ryan menuturkan, secara medis mungkin tidak ada dampak yang dirasakan seseorang yang tidak bisa menahan gairah seksual saat sedang puasa, di mana akhirnya gairah seksualnya bisa terlampiaskan.

"Jelasnya, bagi salah satu pasangan yang tidak bisa menahan gairah seksualnya, pasti akhirnya akan melakukan hubungan seksual dengan pasangannya, dan yang didapatkan adalah dosa di antara keduanya," ujar seksolog yang membintangi iklan "Sabun Daun Sirih ? Sumber Ayu" ini.

Psikolog dari Universitas Diponegoro (Undip) Dra Hastaning Sakti M.Kes mengatakan bahwa dampak psikologis justru bisa dirasakan seseorang, yang akhirnya tidak bisa menahan gairah seksualnya pada siang hari saat puasa. "Bagi orang yang kebablasan karena tidak bisa menahan nafsu seksualnya, beban moral justru bisa dirasakan olehnya. Misalnya saja ada perasaan bersalah, merasa berdosa, bahkan menyesal, sehingga perasaan-perasaan itu bisa menjadi bertumpuk-tumpuk, dan menimbulkan beban," ujar psikolog yang juga dosen Program S-2 Biomedik Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran,Undip.

Psikolog yang menyelesaikan seluruh program studinya di Universitas Gadjah Mada itu menuturkan, terlebih jika berhubungan seksualnya tidak dilakukan bersama pasangan, maka dia akan mencari solusi tanpa memikirkan ke depannya seperti apa. "Bisa saja dia melampiaskan dengan orang lain atau dengan orang yang tidak dikenalnya sekalipun," ujar Hastaning, yang juga dosen Program Studi Psikologi Undip.

Ganti dengan aktivitas menyenangkan

Saat puasa, saatnya mencari berkah, karena akan dibalas dengan berlipat ganda dan melimpah. Oleh sebab itu, aktivitas seksual yang biasa dilakukan siang hari pun bisa diganti dengan kegiatan yang menyenangkan dan menyehatkan. Hastaning Sakti mengatakan bahwa banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghindari adanya keinginan untuk melakukan hubungan seksual pada siang hari.

"Carilah kesibukan agar lupa pada hal tersebut. Membaca, bekerja, atau sekadar jalan-jalan yang tidak perlu menyita tenaga terlalu banyak," tegasnya. Laily Hanifah M.Kes menambahkan bahwa tujuan puasa itu adalah untuk mengendalikan diri dari segala macam perbuatan yang bisa membatalkan. Maka itu, pengendalian nafsu juga harus bisa dilakukan.Pada Ramadan ini, urusan bercinta kadang tidak menjadi tujuan utama bagi para pasangan.

"Cara mengendalikan nafsu adalah dengan menahan pancaindra kita dari perbuatan yang mengurangi, atau bahkan menghilangkan pahala," papar Laily. Dikatakan Laily, cara menahan gairah seksual saat puasa di antaranya dengan meningkatkan ibadah pada bulan yang penuh berkah, misalnya saja membaca Alquran, atau menyibukkan diri dengan pekerjaan. Dan usahakan, saat sahur atau saat berbuka, jangan banyak memakan makanan yang berlemak, seperti daging-dagingan.

Sebab, kandungan dalam daging kaya akan protein dan lemak sebagai sumber tenaga peningkat vitalitas pria. "Hormon juga banyak dihasilkan pada makanan berlemak, yang dapat meningkatkan gairah seksual. Jadi, sebaiknya perbanyaklah makan sayur dan buah-buahan," ujarnya.

Laily berpesan agar sebisa mungkin melakukan hal-hal yang dapat mendatangkan pahala pada Ramadan. Karena puasa itu tidak lama, datangnya hanya satu bulan dalam satu tahun. "Puasa itu bukan hanya menahan lapar, tetapi juga melatih pikiran," pesannya dalam akhir wawancara.

No comments:

Post a Comment

 

KENJI Sponsored by kentu