Wednesday, March 3, 2010

Kasus Century Diwarnai Aksi Ricuh Demonstran

Tepat saat saya memposting tulisan ini, Rapat Paripurna DPR membahas Kasus Century masih berlangsung secara alot setelah tertunda selama 7,5 jam untuk waktu lobi yang dilakukan seluruh fraksi-fraksi DPR RI.
Dan diluar gedung, rakyat yang diwakili oleh elemen Mahasiswa, LSM dan pengamat-pengamat politik menunggu keputusan akhir dari Rapat Paripurna ini.
Beberapa jam sebelumnya juga terjadi demo ricuh di depan Gedung Senayan antara demonstran dengan Aparat Kepolisian yang bertugas mengamankan jalannya Rapat Paripurna tersebut. Begitupun kemarin (02/03) terjadi juga demo yang berujung bentrok antara Demonstran dengan Aparat Kepolisian sampai-sampai ada yang dibawa untuk dimintai keterangan karena diduga menjadi dalang provokator terhadap timbulnya aksi ricuh terebut. Dan kalau kita lihat di berbagai media televisi yang menyiarkan secara live demo tersebut, disebutkan bahwa demo sore hari ini (03/03) tiga orang pengunjuk rasa mengalami luka karena terkena water canon yang disemprotkan oleh petugas, juga tak ketinggalan di pihak Petugas Kepolisian satu orang terkena luka akibat lemparan pengunjuk rasa.


Nah, meskipun ricuh, tampaknya Drama Kasus Century sudah mulai menampakkan titik jelas setelah memakan waktu dan tenaga yang begitu melelahkan, tidak hanya bagi Anggota DPR yang tergabung dalam Pansus Century, tapi seluruh Rakyat Indonesia yang secara "tidak sengaja" ikut menonton Drama yang disebut-sebut ratingnya mengalahkan sinetron-seinetron populer tanah air. Memang apapun opsi yang ditawarkan nantinya tetap berujung pada proses hukum adminstratif maupun tindak pidana tergantung dari mana kita melihatnya, tapi biarlah itu menjadi urusan-urusan orang yang berwenang menanganinya. Kita sebagai rakyat hanya bisa menonton dan mengawal berlangsungnya setiap proses yang dijalankan oleh para pejabat maupun wakil kita di Jakarta sana.

Lantas, pertanyaan yang muncul mungkin adalah " apakah yang harus kita lakukan dengan Kasus Century diatas?". Apabila anda bertanya seperti itu kepada saya, saya hanya bisa menjawab bahwa apa yang terjadi di Jakarta sana tidak akan terlalu berpengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang ada di daerah-daerah, jadi teruslah menjalani aktivitas seperti biasa karena pada dasarnya kita tidak sejahtera karena Presiden kita, kita tidak sejahtera karena Gubernur kita, kita tidak sejahtera karena Bupati atau Walikota yang kita pilih, tapi kita sejahtera karena Tuhan berkehendak dan diri kita yang mengusahakan hal itu dapat terjadi. Pernahkan anda berpikir bahwa ternyata memilih si A ataupun si B tidak ada pengaruhnya dengan kehidupan kita? kita tidak lantas bisa kaya hanya karena memilih si A untuk menjadi pemimpin kita, begitu pula sebaliknya kita tidak akan langsung jatuh miskin hanya dipimpin oleh orang yang tidak kita pilih.

Drama Kasus Century yang sudah menyita waktu kita selama kurang lebih 2 bulan terakhir ini nampaknya harus disikapi dengan bijak dan arif. Apapun yang terjadi dengan mereka yang ada di Jakarta sekali lagi tidak akan terlalu berpengaruh dengan kita yang ada di daerah, kalaupun ada hanya sebatas kejengkelan kita karena setiap hari yang tampil di televisi selalu artis dadakan yang pada 9 April 2009 dulu kita pilih dalam Pemilu Legislatif, berteriak-teriak di Gedung Senayan, bahkan tak jarang mereka bernyanyi sambil tertawa yang sudah barang tentu menertawakan dirinya sendiri.

Dan sekali lagi saya hanya dapat memberikan saran bahwa keberlangsungan kehidupan masyarakat secara luas pada dasarnya tidak terlalu terpengaruh oleh Drama Century yang sedang memanas di Gedung Senayan, coba lihat saja meskipun Rapat Paripurna Century alot dan masing-masing fraksi ngotot-ngototan mempertahankan argumennya, setiap pagi para penjual sayur tetap dengan gigih berangkat ke pasar untuk meneruskan kehidupannya, setiap pagi pula anak-anak masih mencium tangan kedua orang tuanya untuk berpamitan menuju ke sekolah, dan setiap hari petugas kebersihan jalan masih dengan pekerjaannya membersihkan jalan untuk menjaga keasrian jalanan di kotanya. Jadi biarlah yang terjadi di Jakarta sana hanya menjadi tontonan setiap hari saat kita menyalakan televisi, biarlah para pejabat yang berwenang melaksanakan kewajibannya untuk menyelesaikan kasus ini dan biarlah semua berlalu sesuai dengan kehendak-Nya mau dijadikan apa bangsa ini kedepannya, meskipun apa yang terjadi dengan bangsa ini kedepan adalah sepenuhnya tanuggung jawab kita bersama. [agusta27]

No comments:

Post a Comment

 

KENJI Sponsored by kentu