Thursday, February 4, 2010

Tabung LPG meledak, 'Bad Impact' Dari Program Konversi Energi

Beberapa hari yang lalu, tepatnya Rabu 03 Februari 2010 sekitar pkl. 20.00 WIB ada sebuah kejadian yang membuat kita miris. Tabung gas LPG 3 kg meledak di Malang, tepatnya di Jalan  Ronggonoto Timur Dusun Damean Desa Tamanharjo Kec. Singosari Kab. Malang. Seperti diketahui tabung LPG ukuran 3 kg berwarna hijau itu dibagikan oleh Pemerintah lewat Pertamina dalam rangka pelaksanaan Program Konversi Energi sebagai upaya untuk mengurangi konsumsi BBM khususnya jenis Minyak Tanah (Mitan) yang dirasa dari tahun ke tahun semakin meningkat dan merupakan bentuk ikhtiar pengalihan sumber energi dari minyak ke gas.


Seperti dikutip dari malang-post.com bahwa Rumah Hj Anarih terguncang oleh ledakan hebat yang berasal dari tabung LPG 3 kg, ledakan tersebut melukai putri Hj Anarih yakni Yuliatiningsih, 35 yang pada waktu itu sedang memasak air di dapur. Selain mengakibatkan luka bakar cukup serius hingga harus dirawat di Ruang ICU RS Saiful Anwar (RSSA), ledakan itu juga mengakibatkan kerusakan cukup parah pada kediaman hj Anarih, terutama ruang dapurnya.

Selanjutnya kejadian tersebut menambah daftar insiden meledaknya tabung gas LPG 3 kg sebelum-sebelumnya yang pernah terjadi di beberapa wilayah lain di Indonesia, tampaknya ada yang harus dipikirkan lagi oleh pemerintah yang dalam hal ini Pertamina terkait kualitas tabung LPG 3 kg-nya, jika memang ternyata harus berstandart SNI demi menjaga keamanan dan kenyamanan para pengguna, akan lebih bijak apabila hal tersebut dilakukan, karena biar bagaimanapun sebentar lagi sebagian besar masyarakat Indonesia akan menggunakan tabung LPG tersebut mengingat program konversi energi ditargetkan merata ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Memang setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah akan menimbulkan dampak positif dan negatif bagi masyarakat, seperti halnya segala sesuatu di dunia ini selalu memiliki dua sisi yang berbeda. tak terkecuali program konversi energi yang oleh Karen Agustiawan Dirut Pertamina beberapa waktu yang lalu dikatakan sudah mencapai target 80% untuk semua Wilayah Indonesia, meskipun saya tidak begitu setuju karena ternyata masih banyak daerah-daerah yang tidak sesuai target pendistribusian Paket Perdana Kompor dan Tabung LPG 3 kg, seperti daerah saya Kota Probolinggo yang sampai saat ini belum terealisasi program tersebut. Padahal target awal untuk Provinsi Jawa Timur harus rampung akhir tahun 2009 kemarin, namun nyatanya sampai saat ini belum ada kegiatan dari pertamina maupun rekanannya untuk sekedar mensosialisasikan program konversi energi kepada khalayak umum, walaupun begitu beberapa waktu yang lalu saya sempat membaca di Radar Bromo bahwa rencananya program konversi energi untuk Kota Probolinggo akan dilaksanakan pada pertengahan bulan februari ini, saya berharap kali ini pertamina tepat waktu dan menepati janjinya.

Lantas apa yang bisa kita lakukan dengan kejadian meledaknya tabung gas LPG di Malang, mungkin kejadian tersebut terjadi dikarenakan kesalahan manusia atau human error yang tidak memperlakukan tabung gas LPG dengan benar, untuk itu disini saya akan memberikan tips-tips bagaimana memilih, menggunakan dan memelihara LPG yang baik dan benar seperti yang saya kutip dari kotareyog.com :

Sebelum pemakaian gas LPG:
  • Pilih gas LPG yang memiliki fisik baik, seperti warna dan bentuk tabung masih bagus.
  • Mengecek karet yang berada di tabung gas, karet kecil ini banyak yang sudah tidak elastis lagi (kaku) sehingga bisa menyebabkan gas merembes keluar ketika dipasang regulator. Pilih yang masih elastis.
  • Pakailah regulator gas yang baik, sedikit lebih mahal tetapi lebih aman karena tidak menimbulkan gas merembes.
  • Gunakan selang dari bahan pilihan dan cegah dari gigitan tikus.
  • Tabung dan selang gas dipastikan tidak dekat dengan nyala api terbuka, misalnya nyala lampu minyak, api rokok, kompor dll.
Memakai gas LPG:
  • Jangan lupa mematikan kompor sampai bunyi “klik”, sering terjadi ketika kita melakukan start awal menyalakan kompor gas (memantik) namun tidak menyala, karena kebetulan kita lupa mengembalikan posisi semula (OFF) waktu itu, maka gas akan tetap mengalir keluar meskipun kompor tidak menyala. Ini berbahaya jika ada sumber api lainnya, maka bisa membuat kobaran api.
  • Waspadalah dengan bau yang menyengat. Tabung gas yang bocor akan menimbulkan bau yang sangat menyengat, sebaiknya langsung menghentikan proses pemakaian dengan mematikan api kompor.
  • Lepas regulator dari tabung gas jika rumah ditinggalkan dalam waktu yang lama.
Pemeliharaan gas LPG:
  • Teliti dan rajin memeriksa kondisi selang, tabung, dan kompor gas.
  • Bersihkanlah tabung dan kompor gas dari tumpahan minyak goreng atau sisa makanan yang tercecer. Hal ini untuk memperpanjang umur alat dan tabung gas dan menjaga penampilan.
  • Perhatikan sirkulasi udara pada dapur dengan memberi jendela lebar atau pintu.

Nah, jika sudah seperti ini rasanya tidak harus ada alasan lagi tidak mau menggunakan Kompor Gas hanya karena takut meledak, pada dasarnya segala sesuatunya akan mempunyai manfaat yang baik terhadap kita apabila kita dapat memperlakukan sesuatu itu dengan baik. Untuk itu mari ikhtiar bersama sekaligus membantu Pemerintah dalam upaya mensukseskan Program Konversi Energi agar tercipta Indonesia yang sehat dan sejahtera.

Thanks For Your Attention.

Salam Blogger Indonesia!!!

No comments:

Post a Comment

 

KENJI Sponsored by kentu