Thursday, February 11, 2010

Indonesia Lepas Dari Korupsi 50 Tahun Lagi

Judul diatas bukan menggambarkan rasa pesimisme saya terhadap pemberantasan korupsi yang selama ini sudah berjalan di negeri tercinta ini, namun sebaliknya judul diatas adalah ungkapan rasa optimisme saya bahwa solusi untuk memberantas korupsi ternyata memang ada walaupun dalam jangka yang lumayan panjang, yakni 50 tahun lagi!!!
Kenapa 50 tahun lagi? karena jawabannya cuma satu, pendidikan dasar untuk anak cucu kita harus diperbaiki. Memang sih selama ini saya yakin pemerintah sudah berusaha sekuat tenaga untuk mencerdaskan setiap generasi muda yang hidup di Bumi Pertiwi ini, karena pemerintah sadar bahwa penerus kehidupan berbangsa di negara ini akan dipegang dan dijalankan sepenuhnya oleh para bocah-bocah kecil yang merupakan aset negara untuk jangka waktu paling tidak 50 tahun lagi.

Dan pendidikan dasar yang saya maksud diatas tidak hanya terfokus pada pendidikan formal di sekolah, melainkan pendidikan informal di keluarga dan lingkungan tempat bocah-bocah tersebut bermain. Saya rasa tidak perlu dibahas disini masalah pendidikan formal yang ada di sekolah karena sudah banyak teori para praktisi dan bahkan profesor di Bidang Pendidikan yang sering kita baca di berbagai media cetak maupun elektronik, dan saya tidak ingin menambahinya dengan teori-teori saya yang jelas-jelas gak bermutu mengingat saya bukan siapa-siapa.

Karena saya tidak akan membahas tentang pendidikan formal yang ada di sekolah maupun lembaga pendidikan lainnya, saya akan membahas pendidikan informal yang sebenarnya memegang peranan penting dalam pertumbuhan karakter dan sifat anak-anak karena hampir sebagian besar waktu dalam sehari, mereka habiskan untuk berada di keluarga dan teman-teman mereka (lingkungan). Praktisnya, semua hal yang dialami si anak sewaktu kecil adalah modal dan pijakan pertama untuk melakukan sesuatu yang lebih besar saat dia besar nanti.

Pernahkan anda melihat seorang anak yang tidak mendapat teguran dari orang tua saat membuang sampah sembarangan? pernahkah anda melihat orang tua yang sibuk dengan makanannya sendiri saat berada di sebuah tempat makan tanpa memperhatikan si anak? dan pernahkan anda melihat orang tua yang sibuk dengan penampilannya sendiri tanpa memperhatikan apa yang dikenakan anaknya? saya rasa jawaban dari anda kebanyakan "pernah melihatnya" karena memang banyak sekali kita temui di kehidupan sehari-hari.

Mendidik anak memang susah dan perlu kerja keras sampai-sampai kalau perlu kebutuhan dari orang tua tidak terpenuhi hanya demi membahagiakan sang anak, meskipun niat untuk membahagiakan anak harus dibarengi dengan control orang tua agar tidak terkesan memanjakan anak yang justru mengajarinya sifat malas dan pada akhirnya menjadi lemah secara mental. Mendidik anak tidak boleh dengan uang, karena jika kalian para orang tua mendidiknya dengan uang. Saat dewasa dia akan terbiasa mengerjakan segala sesuatunya dengan mengandalkan uang tanpa ingin bekerja keras, dan lebih parahnya lagi. Didikan seperti itu nantinya akan melahirkan seorang koruptor pada generasi berikutnya!!!

Tidak percaya, simak teori yang saya rangkum sendiri berdasarkan survey beberapa pengalaman rekan dan membaca artikel yang mengupas tentang korupsi di berbagai media,
Saat seorang anak dari kecil sudah mendapat fasilitas yang serba ada dari orang tuanya, si anak akan terbiasa dengan hal-hal tersebut karena sesuatu yang terulang berkali-kali akan menjadi suatu kebiasaan baru, apalagi untuk seorang anak yang memang bagaikan kaset kosong dan siap untuk diisi dengan berbagai hal dalam hidupnya sebagai bekal di masa yang akan datang. Selanjutnya si anak yang masih duduk di bangku SD tersebut merasa bahwa dia tidak pernah kekurangan sesuatu apapun dan beranggapan bahwa orang tuanya selalu bisa memenuhi semua permintaan yang dia inginkan, sikap mental tersebut sudah pasti akan terbawa sampai dia SMA karena kebiasaan dari kecil yang sudah mendapat fasilitas hidup serba ada. Dan yakin lah si orang tua akan sangat susah menolak permintaan dari anaknya meskipun si anak sudah dalam tahap harus dewasa dan mengerti kondisi orang tua mereka, kebiasaan tersebut berlanjut saat lulus kuliah dan mencari pekerjaan, karena si anak sudah terbiasa dengan uang. Maka yang ada di pikirannya adalah bagaimana caranya si orang tua menyediakan uang untuknya agar dapat diterima bekerja di perusahaan A misalnya, atau Instansi B dan macam-macam. Dan kalau sudah bekerja, dapat dipastikan si anak yang sudah dewasa secara fisik tapi lemah secara mental tersebut akan berpikiran mencari uang uang dan uang karena kebiasan jelek dari kecil yang ditanamkan oleh orang tuanya. Sebenarnya proses mencari uang sendiri sangatlah wajar karena kita kerja adalah untuk mencari uang, tapi akan dapat dipastikan saat seseorang dididik dari kecil dengan uang tanpa adanya control dari orang tua, dewasanya pun akan merasa terbiasa mengerjakan segala sesuatunya dengan mengandalkan uang. Hal itu akan semakin berbahaya apabila si anak tadi ditakdirkan Tuhan menjadi seorang pemimpin, maka disitulah proses terbentuknya seorang koruptor yang banyak kita jumpai saat ini.

Dalam beberapa kasus memang ada seorang anak dari keluarga mampu yang berhasil dalam menjadi seorang yang sukses meskipun tanpa bantuan dari orang tua, dengan mental dan kemauan yang keras si anak tetap dapat membuat bangga orang tuanya karena keberhasilannya menjadi manusia yang sukses, tapi tahukah anda bahwa dari kecil si anak tidak selalu dituruti kemauannya? tidak selalu mendapatkan apa yang dia minta? Hal itu karena sistem pendidikan yang baik dari orang tua kepada anaknya dengan mengajarkan segala sesuatunya tidak harus dituruti dan segala sesuatunya tidak harus "terjadi sekarang". Nah dari contoh saya yang ini, memberikan pengetahuan kepada kita bahwa orang tua adalah pemegang kebijakan atas anak-anaknya, dan akan mempertanggung jawabkannya kelak. Baik saat si anak sudah dewasa maupun di akhirat kepada Sang Pencipta.

Memang saya bukan seorang psikolog maupun ahli konsultasi masalah anak, tetapi saya rasa semua setuju bahwa didikan orang tua adalah hal penting yang harus diperhatikan semua keluarga apabila menginginkan anaknya tidak menjadi seorang Koruptor kelak, proses pembentukan karakter yang dimulai saat si anak masih kecil perlu mendapat perhatian dari orang tua selaku penanggung jawab setiap tingkah laku anak-anaknya. Dan meskipun pengaruh lingkungan penting dalam membangun karakter seseorang, tetap dengan control yang dilakukan secara maksimal oleh masing-masing orang tua, akan menghindarkan si anak dari pergaulan buruk yang dapat mempengaruhi proses pendewasaan dan pencarian jati diri untuk menjalani kehidupan di generasi yang akan datang.

Jadi pada intinya "solusi pemberantasan korupsi ala blogger" menurut saya adalah memaksimalkan peran orang tua dalam mendidik anak untuk menjadi seorang yang berakhlak baik dan mempunyai jiwa sosial tinggi, agar muncul para generasi penerus bangsa yang handal dan kuat mental melanjutkan kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Tercinta ini. Meskipun manfaatnya baru bisa kita rasakan 50 tahun lagi. [agusta27]

Salam Blogger Indonesia !!!

Artikel ini saya ikut sertakan dalam kontes menulis dengan  tema "solusi pemberantasan korupsi ala blogger" yang diselenggarakan oleh ceritainspirasi.net dan bekerja sama dengan penerbit buku PT. Delta Media.

No comments:

Post a Comment

 

KENJI Sponsored by kentu