Monday, April 5, 2010

Mulut Dan Perut, 2 Organ Tubuh Yang Sering Tidak Kompak

Sudah lama saya tidak makan rujak manis, padahal setiap hari berangkat dan pulang kantor selalu melewati Penjual Rujak langganan saya itu, tapi rasanya kok baru kemarin sore saya tergerak hati dan motor saya untuk mampir membelinya,
"Wah mas, wes sui gak mrene, sibuk tok yo?" begitulahh sapaan pertama dia kepada saya, sayapun tersenyum sambil menjawab "iyo mas, lumayan saiki, akeh penggawean". Nah, setelah itu dia langsung nawarin saya lombok berapa? saya bilang " telu ae mas, ojo akeh-akeh"

Setelah membungkus rujak yang sudah lama saya ngidam tersebut, saya pulang dan begitu sampai di rumah, tak perlu copot kaos kaki dan ganti baju. Langsung saya lahap tuh rujak seperti melahap bibir perempuan yang merah merekah *loh loh, koq jadi mengarah kesana nih :D * dan petaka mulai muncul saat rujak itu habis saya makan, perut rasanya mulai bergolak seperti ditusuk-tusuk jarum clekit-clekit, clekit-clekit, tak lama setelah itu sayup-sayup terdengar bisikan gaib di telinga saya yang mengatakan *minum mylanta* waahhhhhaaa, ternyata suara iklan di TV toh, kirain ada dedemit yang lagi promosi obat sakit maag :O

Nah, sekelumit cerita saya yang gak penting diatas ternyata menyiratkan sesuatu yang mungkin selama ini belum kita ketahui, tapi kita rasakan. Yakni mulut dan perut adalah 2 organ tubuh kita yang sering tidak kompak, si mulut maunya gitu, dan si perut maunya begini. Barangkali kita semua sering mengalami kejadian seperti yang saya alami diatas, tentunya dengan kasus yang berbeda. Ketika hasrat mulut tidak bisa dibendung, akhirnya semua makanan yang kita inginkan masuk tanpa saringan, dan sudah bisa ditebak apabila perut kita sedang dalam keadaan tidak boleh makan ini itu, dia akan bergolak sebagai bentuk protes kepada si mulut atas abuse of power yang mulut lakukan, kesewenang-wenangan mulut dalam memasukkan setiap makanan yang dia kehendaki tanpa memikirkan dampak bagi penampung makanan itu selanjutnya, yakni perut.

Biasanya hal tersebut sering muncul saat kondisi tubuh kita sedang sakit, atau masih dalam tahap penyembuhan yang sudah barang tentu memiliki pantangan dan batasan dalam mengkonsumsi suatu makanan, tapi masalahnya sekarang kadang keinginan mulut untuk makan ini itu sering kontradiksi dengan larangan yang ditujukan kepada perut, atau tubuh kita secara keseluruhan. Untuk itu alangkah baiknya apabila kita menunggu waktu sampai benar-benar sembuh dan diperbolehkan makan tanpa adanya batasan lagi meski sang dokter pasti tetap mewanti-wanti untuk menghindari makanan tertentu yang dapat mengakibatkan sakit kita kambuh.

Ketidak kompakan antara mulut dan perut juga sering terjadi saat kita mengalami kondisi Bad Mood, di saat perut yang sudah waktunya diberi makan, tapi karena si mulut tidak berkenan makan. akhirnya dari situ akan timbul suatu masalah, kalau tidak sakit maag ya nanti kalau sampai parah harus opname di RS. Dan tampaknya kalau dilihat-lihat dari dua contoh yang saya berikan, kita patut mengkambing hitamkan si mulut nih :D emang mulut itu bisa jadi sumber masalah bagi kita, kalau tidak masalah kesehatan ya masalah yang lain. Ingat ada pantun yang bilang bahwa Mulutmu Harimaumu * eh pantun apa peribahasa yak :D * dua kalimat sederhana tersebut mempunyai makna yang sangat dalam, kalau saya artikan sih begini "Kita harus menjaga mulut kita karena dia bisa saja jadi harimau yang siap menerkam kita sendiri apabila tidak kita jaga dengan baik" dan rasanya hubungan antara peribahasa diatas dengan artikel saya kali ini lebih dapat dimengerti dan tidak terkesan implisit karena langsung terasa di kehidupan nyata.

Yah, kita harus menjaga mulut kita agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan perut. Kalau memang waktunya makan, ya makan. Jangan karena tidak mood akhirnya malas makan dan berakhir dengan dirawat di RS, begitu juga apabila perut sedang dalam keadaan tidak boleh makan yang pedes-pedes, jangan malah beli rujak yang pedes :p nanti yang ada nongkrong berjam-jam di Kamar Mandi, dan kadang gak satu atau dua kali bolak-balik kesana :O [agusta27]

Inspired from "Tragadi Rujak Manis Di Senin Sore"

No comments:

Post a Comment

 

KENJI Sponsored by kentu