Sunday, July 11, 2010

Inilah Penyebab Tsunami Dahsyat Aceh 2004

Studi baru di Jurnal Science edisi 9 Juli mengungkap penyebab tsunami dahsyat di Aceh 2004. Seperti apa? Dampak gempa ternyata jauh di dasar laut, sehingga seperti dayung raksasa bawah air yang menciptakan tsunami sangat besar. Kehancuran tsunami ditemui di sepanjang garis pantai Samudera Hindia dengan gelombang tsunami hingga setinggi 30 meter. Lebih dari 230 ribu orang tewas dan jutaan orang kehilangan tempat tinggal.
Tiga bulan selanjutnya yakni pada 2005, gempa berkekuatan 8,7 SR terjadi di wilayah selatan tapi menyebabkan tsunami lebih kecil meskipun juga menewaskan 1.300 orang. Ilmuwan sebelumnya berdebat mengapa gempa itu memproduksi tsunami dengan level berbeda, meskipun segmen penyebab gempa berada di wilayah berdekatan, patahan di kerak bumi.

"Kedua gempa bumi berada di sistem sesar yang sama, di mulai dari 30 hingga 40 km di bawah dasar laut,” ujar ahli geologi dan peneliti studi ini, Simon Dean dari University of Southampton di Inggris. "Kesimpulan kami dapat membantu memahami mengapa perbedaan bagian dari patahan dapat membedakan gempa di mana berdampak pada terciptanya tsunami. Ini sangat penting bagi peringatan dini sebelum gempa dan mitigasi.”

Ilmuwan menggunakan instrumen seismik untuk menyelidiki lapisan sedimen di bawah dasar laut dengan gelombang suara. Hasilnya mengungkapkan bahwa kejadian pada 2004 disebabkan perbedaan kepadatan zona sesar lapisan rendah yang menyebabkan pergerakan bebatuan di sekitarnya. Ini juga yang menyebabkan terjadinya pergerakan yang lebih dekat ke dasar laut pada gempa pertama.

Tidak hanya itu, dalam segmen lapisan yang bergerak pada 2005, tidak ada bukti adanya zona sesar dengan kepadatan rendah sehingga ini yang menjadikan tsunami yang muncul lebih kecil. Ilmuwan menemukan sejumlah fitur tidak biasa di zona gempa tahun 2004 seperti topografi dasar laut, cacat sedimen, serta lokasi gempa bumi susulan setelah gempa utama. Sementara Sumatera cukup sering mengalami gempa karena terletak di dekat perbatasan dua lempeng tektonik bumi.

Gempa bumi terjadi pada apa yang dikenal sebagai zona subduksi, seperti di kawasan barat Indonesia di mana satu lempeng tektonik dipaksa masuk ke lempang lain. Alih-alih melintasi satu dengan yang lain secara lancar, gerakan itu malah menciptakan energi sehingga dua lempeng akan slip atau pecah dan melepaskan energi yang disimpan sebagai gempa bumi.

Dengan membandingkan zona subduksi di wilayah barat Indonesia dengan zona subduksi lain di seluruh dunia, tim peneliti percaya bahwa wilayah gempa bumi di Sumatera pada tahun 2004 sangat tidak biasa sehingga menimbulkan tsunami yang lebih tinggi di kawasan ini. "Dengan memahami parameter yang membuat kawasan tertentu lebih berbahaya dalam hal gempa bumi dan tsunami maka kita dapat mengetahui potensi bahaya di kawasan lain,” ujar penulis bersama studi ini, Sean Gulick dari University of Texas, Austin.

“Kita perlu memeriksa apa yang membatasi ukuran gempa bumi dan sifat apa saja yang berkontribusi dalam pembentukan tsunami,” kataya. [inilah.com]

No comments:

Post a Comment

 

KENJI Sponsored by kentu